Assalamualaikum. Pengajian pada Februari 2016 ini
bertema “Cinta di dalam Islam” yang dilaksanakan di Masjid Muhsinin. Ustadz Syafwan Diran menyampaikan bahwa
cinta di dalam Islam adalah cinta kepada Islam itu sendiri. Lalu beliau membangun
pemahaman peserta pengajian dengan pernyataan bahwa menjadi muslim tidak cukup
sekedar pengakuan. Menjadi muslim adalah pengakuan yang dilandasi oleh
pengetahuan dan bermuara pada tindakan. Layaknya suami istri yang saling
mencintai, tidak cukup hanya ucapan “cinta” saja kepada pasangannya, tetapi
juga harus disertai dengan bukti berupa tindakan yang diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Demikian pula halnya saat kita menyatakan bahwa kita
adalah orang muslim dan kita cinta kepada Islam, pernyataan tersebut harus
diikuti dengan tindakan yang mencerminkan bahwa kita adalah muslim sejati.
Allah membenci orang-orang
yang pintar berbicara, tetapi tidak pernah berbuat. Artinya tidak selaras antara
perkataan dengan perbuatan. Oleh sebab itu, keislaman kita perlu dibuktikan
dengan tindakan nyata ,melalui cara-cara sebagai berikut:
pertama, bertaqwa kepada Allah. Taqwa diartikan sebagai rasa takut
dan patuh kepada Allah SWT, sehingga orang-orang yang bertaqwa akan memperketat
pengawasan dirinya dari salah dan dosa;
kedua,
masuk ke dalam Islam secara kaffah, sehingga seluruh aspek kehidupannya
dijalani dengan nilai-nilai Islam;
ketiga,
istiqamah, yaitu berpendirian kuat dalam mempertahankan nilai-nilai Islam; dan
keempat, memiliki sifat tawazun, yaitu seimbang
dunia dan akhirat.
Di akhir pengajian, Ustadz Syafwan Diran menyampaikan sebuah ayat yang dapat menjadi bahan
introspeksi bagi kita, yaitu QS: Al-An’am ayat 44, yang artinya
“kemudian apabila mereka melupakan apa yang telah diperingatkan mereka
dengannya, Kami bukakan kepada mereka pintu-pintu segala kemewahan dan
kesenangan, sehingga apabila mereka bergembira dan bersuka ria dengan segala
nikmat yang diberikan kepada mereka, Kami timpakan mereka secara mengejutkan
(dengan bala bencana yang membinasakan), maka mereka pun berputus asa”. Ayat
ini menyiratkan bahwa jangan sampai cita-cita duniawi mengalahkan kewajiban
kita kepada Allah SWT, karena tiada hal yang dapat mengarahkan kita untuk tetap
di jalan-Nya selain ibadah yang konsisten.
Demikian resume
pengajian HCP untuk bulan Februari lalu. Semoga bermanfaat dalam menuntun kita
menjadi muslimah yang dapat menjalankan ajaran agama Islam dengan lebih baik
lagi, sebagai bukti kecintaan kita kepada Islam itu sendiri. Sampai jumpa di
pengajian berikutnya ukhties. (Bet/Nia).